Bisa dibilang, ada
yang (terpaksa) harus dijadikan korban. Dalam hal ini, gw persempit menjadi dua
hal yang sama kuat kita inginkan. Apalagi kalau sebelumnya sempat mendarah
daging menjelma impian.
Betapa gw sendiri,
baru sadar. Sejak mengawali pendidikan dini, hingga bangku kuliah, nyaris tanpa
pilihan. Semuanya sejalan. Entah kekuatan Tuhan yang mana, buah kekhusyukan
puja-puji semesta yang terencana.
Buat gw, fase memilih
adalah salah satu fase tersulit. Apalagi untuk orang yang pemikir. Ternyata, banyak
pertimbangan juga kadang tidak terlalu membantu pemecahan masalah.
*oke, bahasan ini
mulai absurd*
Katakanlah, ada
fase sekolah, fase karir, fase berumah tangga, dan fase-fase lain sesuai
kebutuhan tiap manusia. Pilihan menentukan
jalan. Jalan mana yang harus dilewati: halus, terjal, licin, hingga jenis
jalan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan berbentuk seperti apa.
Perasaan takut,
khawatir, memang wajar. Namun, apabila besaran perasaannya jauh lebih tinggi, mungkin
akan sedikit sulit beradaptasi. Hal ini juga punya pengaruh terhadap permulaan
dalam menjalani fase berikutnya. Jadi, siap-siap saja. Siap jiwa dan raga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar