Langsung ke konten utama

Surat Kaleng Waktu Itu

Iseng-iseng buka 30HariMenulisSuratCinta. Berawal dari sadar: bahwa gw pernah membuat satu kesalahan, atau lebih tepatnya disebut ketidakbijakan mengontrol emosi. Ya begitulah, semuanya tumpah. Surat kaleng—yang setelah dibaca kembali, membuat gw geli, sampah setengah mati—kokoh terpahat pada blog yang dapat dinikmati orang-orang.

Memang sih, nggak semua orang tahu siapa yang nulis surat-surat kaleng yang terpampang di sana, tapi bagi manusia yang diberi kemampuan lebih, layaknya detektif bayaran kelas atas, kemungkinan akan tahu siapa si empunya tulisan. Mana di situ ada akun orang yang dituju pula! Usai sudah ketentraman hidup, siap-siap menulis prahara baru yang makin pelik.

Tapi nih ya, di sisi lain juga gw berpikir: nggak akan ‘seru’ kalo hal itu nggak terjadi. Suatu hari nanti, lima tahun kemudian, sepuluh tahun ke depan, duapuluh tahun yang akan datang, mau tak mau, suka tidak suka, terpaksa atau nggak, pasti kita punya cerita sambungannya. Sedikit sama/sama sekali berbeda dengan objek yang berbeda pula. Siapa tahu, mention yang dituju di surat kaleng itu memang nantinya berjodoh dengan kita. Semakin banyak dibaca, bisa jadi doa. Atau mungkin, sekadar bercerita pada pasangan kita bahwa pada zaman jahiliyah, kita pernah menulisnya untuk seseorang yang lain di sana.

:”)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan