2.10.12

Nginggris

Dari dulu, gw memang paling anti dengan sesuatu yang “keminggris”. Mulai dari DVD dengan terjemahan Inggris, termasuk buku referensi kuliah yang berbahasa Inggris? Tentunya. Cukup menghambat: film-film bagus dengan terjemahan Inggris, terpaksa tertunda atau pada akhirnya batal gw tonton. Cuma, kalo literatur kuliah sih nggak mungkin batal dipelajari. Meskipun kadang harus “nyewa” jasa penerjemah, lalu nanti si penerjemah harus melaporkan ke gw dengan mendongeng. Hahaha.

Empat tahun lalu, waktu masih bocah (*lah, sekarang?), salah satu alasan yang nggak terlalu dominan milih Sastra Indonesia ya karena nggak mau ketemu sama yang “keminggris”. Setelah beberapa tahun, ternyata oh ternyata, banyak juga buku pendukung yang non-Indonesia. Mulailah memaksa diri untuk pelan-pelan mengonsumsi tulisan-tulisan Inggris yang agak bikin muak. Simpel, dulu alasannya ya bener-bener karena nggak mau aja, udah cuma itu, titik. Kalo awalnya udah nggak ikhlas, ya nggak akan dilakukan sampai tiba waktunya ketemu dengan keadaan “mepet”.

Jarang, jarang banget gw hafal lirik lagu yang berbahasa Inggris, tapi gw hafal nadanya. Paling reff doang yang nempel di kepala, ya itu mah biar kalo nyanyi agak enakan. Gw akan mencari tahu teks lagu, juga sedikit menghafal liriknya apabila ada momen-momen atau orang, maupun sesuatu yang—entah secara sengaja/kebetulan—ketemu dengan gw, yang udah bikin lagu tersebut lebih nyess di hati. Apalagi kalo udah ada kaitannya dengan kenangan. Jangan ditanya itulah :”D

Kemudian sekarang, begitu bergeser ke ranah kerja—dunia yang sesungguhnya—makin jiper kalo ada kualifikasi excellent in English, oral and written (*bikin mikir lagi). Namun, apapun itu bentuknya, di sisi positif, hal ini membuat gw terpacu semangatnya biar bisa cas cis cus lebih lancar. Gw sempet kepikiran “kualifikasi yang bisa fasih berbahasa daerah, nggak ada apa ya?!” mungkin kadang-kadang memang harus ada yang salah dulu biar bener.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...