(Anggun
C. Sasmi – Only Love)
All i’m looking for is only love
There is only love that i need
What i’m looking for is only love
There is only love that i seek
There is only love that i need
What i’m looking for is only love
There is only love that i seek
Nothing is worth fighting only love
There is only love that makes me bleed
Nothing is worth living only love
There is only love that makes me breath
There is only love that makes me bleed
Nothing is worth living only love
There is only love that makes me breath
“hari ini menunya apa?”
“ada ini, itu, dikasih sama si ini. Lo?”
“……..(bersambung)”
Rasanya tak asing dengan reff lagu itu. Hampir
tiap pukul 3 pagi mampir di telinga, katanya sih biar nggak kebablasan sampai
subuh. Itu pun tahun lalu. Nyatanya, tahun ini tidak begitu. Ada cita rasa yang
beda? Tentu. Dulu cukup manis, bahkan beberapa kali sangat harmonis. Sekarang
tidak terlalu, justru kadang timbul tangis. Layaknya deretan nada mayor
sepanjang delapan bar, lalu tetiba muncul nada minor pada sela-sela terakhirnya.
Kelihatannya bagaimana?! Ya, begitu-begitu saja.
Cuma itu yang tertinggal di memori saya. Baiklah, cuma, tapi masih
lengket di kepala. Salah saya? Salah kamu? Bukan. Ini anugrah. Tuhan yang
menciptakan lajurnya. Sayangnya, Dia mau saya dan kamu yang melintasinya. Sederhana, ini semua atas nama konspirasi “KITA”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar