16.8.12

Suatu Ketika di Pemberhentian Pertama


Pada terik siang setahun lalu, kau benar-benar nyata terduduk di depanku. Penuh percaya diri menyebutkan nama, juga identitas lain yang menurutmu orang lain perlu tahu. Namun, jika pada akhirnya aku amnesia, sama sekali bukan karena sengaja. Bukan salah mata, bila saat itu belum sadar ada kau di sana. Bukan salah telinga, bila tak ingat seperti apa kau bersuara. Bukan pula salah hati, jika pertemuan kala itu belum menautkan naluri diri.

Lalu , salah siapa?
… … …

Tuhan tak pernah keliru mempertemukan kita lewat waktu-waktu tertentu. Secara kasat mata, ada kemudahan bertemu. Namun, frekuensi kita mungkin berbeda. Belum waktunya.

Hal-hal yang dekat, justru tercekat. Sebaliknya, yang jauhlah, yang kadang ditunggu-tunggu. Benar begitu? Kemudian, bahwa Tuhan punya agenda khusus, siapa yang tahu? barulah setelah itu kita sadar: di situlah saat yang tepat, sama-sama sadar bahwa dulu kau pernah benar-benar hadir dihadapanku. Ya, itu dulu. Kalaupun sekarang belum terulang, cuma doa jalan satu-satunya agar kita tenang.

Sekian. 

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...