Hari Kamis
lalu, banyak doa melambung di udara. Mulai dari pagi buta hingga malam
berikutnya. Terima kasih. Alam semesta pun diam-diam turut membubuhkan sejumput
senyuman. Terima kasih, Tuhan.
Tetiba
terlintas bahwa pagi itu adalah awal pertemanan dengan duadua. Pundak terasa
agak berat. Seperti ada ransel besar berisi masa depan yang harus kubawa selama
perjalanan. Bukan, bukan keluhan. Ini lebih tepat disebut renungan.
Semoga, yang
semoga-semoga, tak hanya sekadar semoga. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar