Langsung ke konten utama

So Patin ala Aggy Irawan

Sabtu lalu, 16 Juni 2012, beberapa mahasiswa Indonesia 08 punya rencana ke So Patin. Awalnya, obrolan ranah twitter, lama-lama dijarkom juga ke hampir semua warga 08 (hampir, karena ternyata ada yang jarkomnya nggak sampe) hehe, biasalah, hambatan teknis. Pada akhirnya, kami janjian di stasiun UI. Oke. Namun, ternyata yang bener-bener hadir cuma enam orang: Meidy, Dipta, Esthi, Gw, Nita, Laydra. Its okay, no problem. Ber-berapapun kami tetap berangkat! Alhasil, ditambah lalalili, kami cus pukul 5 sore, padahal janjian pukul 4. Fuh..

Perjalanan ke Bogor sore-sore begitu, masih cukup rame commuternya. Agak empet-empetan. Reality. Alhamdulillah lancar. Begitu turun di stasiun Bogor, gw dan Esthi kepincut Roti Maryam. Setelah lirik-lirikan, iya-nggak-iya-nggak, beli juga akhirnya. Hahaha. Kalo kata orang Tegal "nggo rasan-rasan" :D

Kemudian, dilanjutkan jalan kaki sekitar 100 meter, lalu naik angkot 03. Lanjut angkot 32, turun di Perumahan Yasmin. Ihiiir, akhirnya sampai juga. Padahal di perjalanan angkot 32, macet parah! Untungnya selama di angkot, kami cukup terhibur dengan obrolan-obrolan yang yaaa, tau lah ya. Kehidupan yang nggak jauh-jauh dari hubungan pertemanan, percintaan, dan perselisihan. Nah, ini nih yang seru! Ups. Sensored.

Awalnya, gw sangat mager untuk keluar ke mana-mana. Hal ini terjadi begitu saja sejak UAS kelar, dan deg-degan nunggu nilai SIAK keluar. Huh, alhamdulillah :)

Hmm, gw memutuskan untuk ikut karena: sekalian jalan-jalan ke Bogor, penasaran dengan cita rasa So Patin ala Aggy Irawan, trus siapa tau ada yang nyangkut, ahahaha. Cangkul kali Bu, nyangkut.

Sampe warung So Patin pas banget setengah tujuh, it means mending Maghrib-an dulu. Setelah sampe tempat wudhu masjid sekitar Taman Yasmin, muter kran air, dan nyesss banget airnya. Dingin! *jadi keinget Bandung* (ah, elu Dha!)
----------------

Begitu sampe warung lagi, pesanan dataaaang. Ahey ahey. Gw memesan Patin Asam Pedas, dan Es Jeruk, slurp banget. Bismillah, diicip kuahnya, beuh, ini mah lezat banget aseli! Olahannya mirip kuah kari, tapi yang ini lebih kerasa banget asam pedasnya. Masya Allah banget lah ini. Lalu, nyedot Es Jeruknya, daaaaan beda banget rasanya. Benar-benar Es Jeruk. Ya kan suka ada tuh di warung-warung makan yang Es Jeruknya keaseman, kemanisan, kehambaran, kebeningan, kekuningan, dan ke-an ke-an lainnya. Kalo ini, dijamin pas, titik.

Kami pun langsung saling bericip ria. Hahaha. Ada yang pesan Patin Bakar, Patin Pindang Nanas, dan semuanya itu ruarr binasa, men! Kalo kata Benu Bulo "laziiz" sayangnya di badan gw cuma ada empat jempol, kalo ada duapuluh jempol, gw kasih semuanya buat Aggy. Aseli. Nggak percaya? Dateng aja ke warung So Patin di Yasmin sektor 6! 

Hmm, menurut gw, olahannya beda dari ikan-ikan biasanya. Teksturnya lembut, pas banget di lidah, not too much, cita rasa masakan Indonesia pisan lah pokoknya. Gw aja makan sembari terheran-heran "ini anak, masaknya pake apa ya? bisa sampe selezat ini." Sempet mikir, warung makan dengan cita rasa jempolan begini udah pantes ada di resto. Semoga cepet pindah ya Gy, ke tempat yang lebih cozy. Aamiin.

Btw, ini bukan blog/artikel berbayar ye pemirse, saya murni beropini, hihihi. Ehm, tapi kalo Aggy liat postingan ini, dan mau ngasih fee sih nggak papa. Hahaha. Baiklah, selamat mencoba bagi yang terangsang!


**photo by @nitaarnita :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan