Langsung ke konten utama

Menunda "Baduy"

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juni, gw sedang sangat bergelora membuat daftar alat-alat, juga kebutuhan untuk menunjang "Perjalanan Baduy". Rencana awal, tanggal 11--14 Juni kami akan live-in di sana, di Baduy Luar & Baduy Dalam. Perjalanan ini dimotori oleh redaksi Gaung, Citra-Norman-Arkhe-Regina. Sebenarnya, siapapun boleh saja ikut, asalkan bersedia menanggung suka dan duka bersama. Hahaha. Akhirnya, gw memutuskan untuk ikut bersama mereka, melakukan tafakur alam ke Baduy. 

Kami telah mempersiapkan segala sesuatunya pada hari Jumat (8 Juni), membagi tugas, siapa harus membawa apa saja. Wow! Gw pribadi cukup excited akan perjalanan ini karena ingin kembali bercengkrama dengan alam. Well, pas SMP-SMA dulu, paling suka kalo ada hiking, wide-game, dan kegiatan alam lainnya. (Ehem, tapi belum kesampean naik gunung sih sampe sekarang). Selain karena alasan klasik (alam itu indah), gw merasa bahagia aja kalo bisa menaklukan perjalanan ke manapun. Kepuasan batin lagi-lagi, benar-benar tak bisa dibeli. 

Namanya juga udah lama nggak 'begitu' lagi, jadi segala peralatan pun minim, bahkan bisa dibilang nggak punya. Hmm, mulai dari cari pinjeman tas gede, sepatu, kompas, dan barang-barang lainnya, hingga persiapan mental. Juga yang paling penting: fisik. Yayaya, gw kan udah bukan pasukan MB lagi, jadi udah nggak aktif bergerak lari-lari keliling stadion, ngiter PNJ, marking, push-up, dan pemanasan lainnya yang biasanya dilakukan kalo masih berstatus pasukan. Makanya, patut disyukuri bener-bener lho bagi temen-temen yang berkesempatan jadi pasukan (ehem, meskipun kadang ada keluhan). Wajar, manusiawi :)

Insya Allah semuanya udah gw persiapkan dengan baik pada H-1. Namun, karena suatu alasan, akhirnya kami menunda perjalanan ke Baduy. Alhamdulillahnya, gw bukan tipikal manusia yang cepet pundung, jadi ya, dibawa santai aja. Toh, pasti ada hikmah dibalik semua ini. Gw yakin, Allah pasti punya tujuan baik, melindungi kami dari bahaya yang mengancam--kalo seandainya minggu lalu tetap memaksakan untuk berangkat. Terima kasih :)

Semoga tetep bisa ikut ke Baduy pada waktu yang tepat. Aamiin. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan