29.1.12

Kepada Pemilik Rasa


Bagaimana? Sedang merasakan apa saat ini? Senang karena segalanya terbayar, ataukah hambar karena ada sedikit penyesalan? Sudahlah, nikmati saja, toh hanya aku yang tau. Kadang, nggak semuanya baik untuk dipendam, atau dibuang. Anggap saja dua hal ini hanya lalu-lalang bumbu kehidupan.

Lalu, sekarang kau mau apa? Gelantungan di bawah jembatan, pasang tali tambang untuk menutupi pencitraan, atau bahkan mengenyahkan diri dari peradaban? Semua ini hanya pertanyaan-pertanyaan kosong yang mungkin benar-benar tak punya arti.

Sejujurnya, aku sama sekali tak mengharapkan episode-episode lama ini terulang lagi oleh kecerobohan yang sama. Aku manusia biasa yang hanya sanggup menuangkan rasa. Biarlah sisi lain ini muncul di waktu-waktu tertentu saja, meskipun aku harus selalu menengadahkan kepala, demi sejumput rasa. Lebih baik aku meninggalkan jejak yang terlanjur kubuat, walaupun cuma sejenak. Aku pikir, setidaknya si pemilik rasa bisa sedikit bernapas lega.

Urusan sampai kapan akan kutinggalkan? Lihat nanti saja ya..

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...