22.1.12

Kado Kecil Buat Tepi

Halo Tep, kali ini gw nggak akan nanya kabar, karena gw tau pasti, kalo lo baik-baik aja :D

Anyway, mumpung masih dalam suasana ke-euphoria-an post project syndrome, tetep mau nyalamin, ngucapin, cipika-cipiki, meluk lo erat-erat—tapi nggak sambil mewek, kali ini ya—juga mau ngasih big proud atas one of the biggest innovation yang lo impikan setahun lalu.
CONGRATULATION, CONGRATULATION, AND CONGRATULATION!
Kalo gw udah nemu kosakata yang lebih dari ‘congratulation’, nanti gw sampein lagi kali lain :p, meskipun gw sastra Indonesia, gw nggak pandai berkata-kata, karena gw hanya bisa menyampaikan sesuatu apa adanya, sesuai dengan apa yang gw rasa.

Well, kalo kita mau looking at back, gw nggak heran lah kalo proyek ini cukup berhasil—terlepas dari faktor abcd xyz and others shithappened apa pun itu—karena lo emang tangguh. Ini bukan gombal, bukan pula rayuan, hanya sekadar ungkapan. Gw nggak tau, lo minum vitamin apa setiap hari sampe-sampe lo tahan dibanting-digebuk sana-sini. UDAH GILA LO EMANG! *peluk lagi*

Makasih ya Tep, lo turut menciptakan jenis warna baru dalam hidup gw dari 2009, bukan mejikuhibiniu, tapi warna baru di luar itu, nggak tau apa nama warna baru itu, gw belum nemu. Dompet oranye dan surat romantis kertas ungu dari lo, masih gw simpen. Sengaja gw arsipin biar bisa dikenang, dan biar gw selalu inget kalo proyek Dancing in Jazz 2009 masih berkesan sampe sekarang.

Terima kasih lagi atas perjuangan jatuh bangunnya lo bertahan di 2010 dan baritone satu, hingga akhirnya kita divonis kalo MBUI juara satu. Proud of you! Semua ini pembuktian atas lo, yang kemudian dipercaya banyak orang untuk megang unit ini. Lets see, lo cukup nekat untuk bikin imajinasi nggak cukup cuma di mimpi, melainkan harus ditindaklanjuti. If you dream it, you can do it! à kalo ini mah motto gw :D tapi kenapa jadi lo yang mewujudkan ya? Hahaha. Hidup itu kadang kebolak-balik. Soalnya kalo lurus-lurus aja, bukan hidup namanya.

Terima kasih ya Tep, udah ngelarin satu. Tinggal satu lagi nih rupanya, nggak kerasa ya..

Gw bersyukur ketemu orang seperti lo, beruntung karena bisa belajar dari lo, orang yang lebih muda dari gw, tapi kadang-kadang justru bisa lebih bijaksana. Kalo kata orang-orang, penyesalan selalu datang terakhir. Namun, dalam kamus gw nggak ada yang namanya penyesalan, yang ada cuma pelajaran. Sesimpel itu, karena hakikatnya hidup itu cuma buat belajar, tapi bukan untuk belajar merasakan yang namanya sesal.

Meskipun raga gw nggak di tengah-tengah kalian, insya Allah doa gw nggak akan putus buat unit tersayang. Semoga ini, semoga itu, selalu gw sampaikan ke Tuhan. Alhamdulillah, apa yang gw panjatkan ya, selalu dikabulkan. Anugerah emang nggak ada habisnya. Tuhan nggak pernah ninggalin orang-orang yang banyak dosa hanya karena ‘kesalahan’. Mudah-mudahan setahun ke depan anugerah Tuhan selalu nyampe ke kalian. Entah apa sebutannya, ‘masih panjang perjalanan’, atau ‘tinggal setengah perjalanan lagi’, apa pun namanya, yang terpenting adalah nikmatnya kebersamaan selama setahun ke depan. Ini yang nggak bisa diulang setelah selesai nanti. Keep dreaming everyday, and we will get the way.

Maaf, gw se-nggak sempurna-itu, Tep. Kerjaan tetep kerjaan, teman tetep teman, bodo amat mau kerjaan udah kelar, tapi temenan nggak akan bubar.

Huwaaaah! Tetap tangguh ya, Tep. Semoga telepati-telepati positif gw selalu nyampe tiap hari. I miss you, all. But, I love you more..
:)

Salam hangat,
dari gw,
spesial untuk @tepikirpikir

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...