Langsung ke konten utama

Kado Kecil Buat Tepi

Halo Tep, kali ini gw nggak akan nanya kabar, karena gw tau pasti, kalo lo baik-baik aja :D

Anyway, mumpung masih dalam suasana ke-euphoria-an post project syndrome, tetep mau nyalamin, ngucapin, cipika-cipiki, meluk lo erat-erat—tapi nggak sambil mewek, kali ini ya—juga mau ngasih big proud atas one of the biggest innovation yang lo impikan setahun lalu.
CONGRATULATION, CONGRATULATION, AND CONGRATULATION!
Kalo gw udah nemu kosakata yang lebih dari ‘congratulation’, nanti gw sampein lagi kali lain :p, meskipun gw sastra Indonesia, gw nggak pandai berkata-kata, karena gw hanya bisa menyampaikan sesuatu apa adanya, sesuai dengan apa yang gw rasa.

Well, kalo kita mau looking at back, gw nggak heran lah kalo proyek ini cukup berhasil—terlepas dari faktor abcd xyz and others shithappened apa pun itu—karena lo emang tangguh. Ini bukan gombal, bukan pula rayuan, hanya sekadar ungkapan. Gw nggak tau, lo minum vitamin apa setiap hari sampe-sampe lo tahan dibanting-digebuk sana-sini. UDAH GILA LO EMANG! *peluk lagi*

Makasih ya Tep, lo turut menciptakan jenis warna baru dalam hidup gw dari 2009, bukan mejikuhibiniu, tapi warna baru di luar itu, nggak tau apa nama warna baru itu, gw belum nemu. Dompet oranye dan surat romantis kertas ungu dari lo, masih gw simpen. Sengaja gw arsipin biar bisa dikenang, dan biar gw selalu inget kalo proyek Dancing in Jazz 2009 masih berkesan sampe sekarang.

Terima kasih lagi atas perjuangan jatuh bangunnya lo bertahan di 2010 dan baritone satu, hingga akhirnya kita divonis kalo MBUI juara satu. Proud of you! Semua ini pembuktian atas lo, yang kemudian dipercaya banyak orang untuk megang unit ini. Lets see, lo cukup nekat untuk bikin imajinasi nggak cukup cuma di mimpi, melainkan harus ditindaklanjuti. If you dream it, you can do it! à kalo ini mah motto gw :D tapi kenapa jadi lo yang mewujudkan ya? Hahaha. Hidup itu kadang kebolak-balik. Soalnya kalo lurus-lurus aja, bukan hidup namanya.

Terima kasih ya Tep, udah ngelarin satu. Tinggal satu lagi nih rupanya, nggak kerasa ya..

Gw bersyukur ketemu orang seperti lo, beruntung karena bisa belajar dari lo, orang yang lebih muda dari gw, tapi kadang-kadang justru bisa lebih bijaksana. Kalo kata orang-orang, penyesalan selalu datang terakhir. Namun, dalam kamus gw nggak ada yang namanya penyesalan, yang ada cuma pelajaran. Sesimpel itu, karena hakikatnya hidup itu cuma buat belajar, tapi bukan untuk belajar merasakan yang namanya sesal.

Meskipun raga gw nggak di tengah-tengah kalian, insya Allah doa gw nggak akan putus buat unit tersayang. Semoga ini, semoga itu, selalu gw sampaikan ke Tuhan. Alhamdulillah, apa yang gw panjatkan ya, selalu dikabulkan. Anugerah emang nggak ada habisnya. Tuhan nggak pernah ninggalin orang-orang yang banyak dosa hanya karena ‘kesalahan’. Mudah-mudahan setahun ke depan anugerah Tuhan selalu nyampe ke kalian. Entah apa sebutannya, ‘masih panjang perjalanan’, atau ‘tinggal setengah perjalanan lagi’, apa pun namanya, yang terpenting adalah nikmatnya kebersamaan selama setahun ke depan. Ini yang nggak bisa diulang setelah selesai nanti. Keep dreaming everyday, and we will get the way.

Maaf, gw se-nggak sempurna-itu, Tep. Kerjaan tetep kerjaan, teman tetep teman, bodo amat mau kerjaan udah kelar, tapi temenan nggak akan bubar.

Huwaaaah! Tetap tangguh ya, Tep. Semoga telepati-telepati positif gw selalu nyampe tiap hari. I miss you, all. But, I love you more..
:)

Salam hangat,
dari gw,
spesial untuk @tepikirpikir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan