Langsung ke konten utama

Bingkisan Buat Si Keriting

Helow Gayih Keriting..

Alhamdulillah ya, udah bisa napas kan sekarang? Huahaha, kan dari kemarin ngos-ngosan ditambah deg-degan mulu. Gimana? *pertanyaan yang selalu ditanyakan ke pengurus oleh alumni pengurus :p*
Rasanya adegan cerita di kantin asrama kemarin-kemarin masih ingin gw perpanjaaaang! Belum puas. Makasih banyak ya udah mau cerita, kapan lagi nih? *nagih* abisnya agak bosen juga sama curhatan-curhatan tentang percintaan.

Kalo mau looking at back sejenak, “manajer teknis gw ini dulunya karbitan tuba 2009 loh!” *pamer ke orang-orang* jangan salah sangka, meskipun agak-agak cungkring caur rada jangkis, kalo diliat agak lamaan dikit, tetep manis kok. “trus trus, pas 2010 jadi komandan alat tuba” hebat ya.. Eh, hebatan gw ding, jadi komandan pasukan, huahahaha *jumawa!* gini nih, kalo anak MB mah udah nggak ada tersinggung-tersinggungan, karena kita semua keluarga (peluk teletubbies), iya, keluarga yang tidak berencana, biar nggak repot-repot minum pil KB. Cus!

Tengkyu berat ya Gal, udah berhasil melewati proses di 2010 yang dahsyat. Komlat Tuba yang kadang lebih cerdas dari Kompasnya (ini kadang lho ya, bukan sering :p jangan GR!). Komlat yang serba tau sebelum dikasih tau, gw juga nggak ngerti ya kenapa bisa begitu, padahal waktu itu belum musim stalking loh.. Anak tuba yang bulu matanya jauh lebih lentik dari gw (Oh, GOD! Ini siapa yang perempewi sih?). Mahasiswa tuba yang penyabar, penyayang, pengertian, tau sekitar, dan udah punya pacar (eh, itu mah dulu, sekarang udah nggak) huahahaha. Ya pokoknya dia itu tipe setia lah. Nih ya, buat jomblo-girl yang baca tulisan ini, kenalan deh sama doi, nggak rugi. Tuh Gal, udah gw promosiin segala di media sosial. Jangan lupa transfer biaya iklan ke rekening ya abis ini! :D

Well, terima kasih banget udah sangat menolong gw di 2010 lalu, dalam hal apa pun. Gw nggak kesulitan ‘membentuk dan mengatur’ lo untuk ini itu, karena inisiatif lo cukup tinggi, tau kalo suatu hal baiknya diapain, digimanain biar adil. Komlat yang tanpa nanya apa pun, tapi tau gimana caranya harus gantiin kompas buat mimpin apel at the first time di depan pasukan. Gw juga banyak belajar dari lo. Apalagi saat kita di kepengurusan, hal-hal yang nggak dipikirkan oleh pengurus, justru muncul dari lo. Mungkin karena lo udah dididik mental karbitan, jadi kalo ada apa-apa, cepet tanggap. Oh iya, terima kasih juga kejutan ulang tahunnya waktu 2010. Maaf ya, waktu itu emang lagi sensitif-sensitifnya, eeee.. malah dikerjain. Gw tau kok, kalian sayang sama gw, and its just surprise, nggak ada maksud negatif apa pun. Gw masih inget, bahkan cuma lo yang waktu itu nggak setuju sama ide ‘ngerjain’ ini awalnya.

Hmm, maaf, karena gw belum bisa ngasih apa-apa ke lo. Gw lebih suka mendengarkan soalnya. Saat apa yang gw denger, menurut gw cukup bener, buat gw ya cukup. Tanpa harus bilang iya, setuju, atau menunjukkan gestur apa pun. Maaf, karena gw nggak selalu bisa ngasih solusi yang solutif buat setiap problema yang muncul. Intinya, semua ini emang anugerah dari Tuhan, keberhasilan apa pun.

Maaf ya Gal, mungkin gw sering ngeselin di sembilan bulan 2011, nambah-nambahin kerjaan lo yang harusnya kerjaan gw. Makasih, masih mau menghargai gw sebagai PO, meskipun gw ‘bolong di mana-mana’. Makasih banget juga udah sering ngingetin kalo gw udah dirasa ‘kebablasan’. Maaf lagi, karena gw nggak sesempurna itu, nggak sesempurna yang lo inginkan sebagai seorang pimpinan. Makasih udah mau berjuang hingga tetes darah terakhir buat the first project kita. And.. well done! Terlepas dari apa pun itu yang namanya kekurangan. Gw bangga dan beruntung punya mentek kayak lo. Proud of you lah pokoknya.

Lanjutkan setahun terakhir ke depan, pasti bisa lebih sukses dari ini. Setahun kemarin banyak yang bisa dijadikan pelajaran buat lo dan para manajer lainnya, apalagi gw. Kadang ya, sepahit apa pun harus tetep ditelan, gimana pun caranya, mau sukarela atau dipaksa. Gw emang nggak tau gimana rasanya di posisi lo, apalagi saat-saat genting waktu itu. Namun, yakinlah doa gw nggak pernah putus buat kalian. Memang, nggak cukup membantu, terlalu abstrak, tapi setidaknya gw sempet-sempetin ngobrol sama Tuhan, biar dimudahkan segala urusan.

Udah dulu ya, Gal, gw nggak mau ngabisin tisu. Global warming katanya, hahaha.
Kalo tempat sampah alias trash bag persediaan manajer perlap abis, gw siap sedia jadi ‘tempat sampah’ selanjutnya.
Mungkin gw hanya bisa jadi PO lo sembilan bulan, tapi untuk jadi temen, gw rasa Tuhan akan ngasih bonusan yang lebih dari sekadar sembilan bulan :')


Salam hangat,
dari gw,
buat @gsundana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M