Langsung ke konten utama

Tunaikan, Tuntaskan!

Bismillah,


Hmm, ini udah tanggal berapa pemirsa? Dua delapan-28-XXVIII. Namun, ini adalah bulan Desember. Mari tarik 4 buang 8, lalu tarik 8 buang 16, trus tarik selimut buat tutup muka. Semoga yang masih punya utang-piutang segera lunas ya, aamiin. Maksudnya bukan karena banyak yang utang ke gw, tapi memang begitu adanya. Utang apa pun. Dari utang materi, seperti uang receh, uang kertas, uang logam, uang plastik, uang monopoli, sampai uang dalam bentuk emas. Kemudian, utang buku, baik sebagai peminjam maupun yang meminjamkan, setidaknya saling mengingatkan aja lah. Seperti yang kita tau, manusia itu tempatnya lupa. Makanya, harus saling mengingatkan :) ah, betapa damainya hidup.

Selesaikan tugas-tugas yang masih belum selesai *kalo gw sih masih ada makalah uas—tarik selimut, tidur* yang masih belum terpecahkan teka-tekinya, monggo kerso dipunrampungaken nggih. Serius nih gw, nyesek itu nggak enak. Hidup lo bagai dikejar cacing tanah. Mengapa? Lo sebenarnya sadar lagi dikejar-kejar, tapi sayangnya yang ngejar cacing tanah, ya mana bisa berhasil ngejar lo! Akibatnya, se-dikejar apa pun, tetep aja agak nyantai ya, huahahha. Manungsa.. manungsa..

Menjadi seseorang yang lebih baik itu bukan sebuah khayalan belaka, bre. Pada hakikatnya menjadi baik ini adalah sesuatu yang gampang-gampang-susah/susah-susah-gampang. Ya nggak? Hmm, sederhana sekali, tapi selalu ada ‘pemberat’ yang bikin hal-hal ini belum terlaksana. Ingat lima perkara sebelum lima perkara:

Sehat sebelum sakit; kaya sebelum miskin; muda sebelum tua; lapang sebelum sempit; hidup sebelum mati.
Hmm, pada dasarnya gw hanya ingin mengajak (yang namanya ajakan, boleh ngikut, boleh nggak, jadi suka-suka anda aja), selama kita belum butuh oksigen untuk menopang napas, detak jantung nggak perlu monitor, dan tubuh ini masih kuat berdiri-berjalan-duduk dengan normal-seperti biasanya, mari tuntaskan kewajiban yang belum ditunaikan, halah, haha. Kesannya itu kayak apaaa gitu ditunaikan, uang kali?! Apa mahar?! Huaa, sensitip. Udah ah, nggak mau membahas lebih lanjut tentang mahar. Idiiih, siapa juga yang mau membahas itu coba!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan