Langsung ke konten utama

Masih Terngiang

Bismillah,

Hari keenam Desember nih. Banyak banget yang ada di CPU gw, tapi pelan-pelan gw cicil pindahin ke flash disk atau hard disk kok nanti.

Anyway, sampai saat gw menuliskan ini di sini, lagu yang dibawakan finalis-finalis Bipop UI Sabtu lalu masih terngiang-ngiang. Terlepas dari kekecewaan gw dari segala apa pun yang ada di sana saat itu dan setelahnya, ada satu hal yang ingin gw bagi.

Pernah nggak sih, lo jadi suka atau ber-humming-humming-ria sepanjang lebih dari 3x24 jam sama sebuah lagu, atau bahkan hanya sepenggal syair? Hmm, atau mungkin sampai googling lirik lagunya dan mengunduh lagu itu? Trus, lo simpen di gadget mana pun yang bisa lo dengerin saat lo merasa butuh untuk ngedengerin itu? Yah, entah ngilangin bad mood, sekadar menemani di saat-saat lo menunggu bikun, atau menunggu seseorang.
*eits, kalo nungguin yang ini, nggak cuma lumutan, kemungkinan efek sampingnya bisa sakit hati or sakit jiwa kalo kelamaan, haha!

Sabtu lalu itu, gw udah kayak juri tau nggak? Mantengin bener-bener dari awal sampai finalis terakhir, gw masih duduk anteng, menyilangkan kedua tangan depan dada sembari listening. Kalo ada yang suaranya aneh, atau fals dikit, nadanya kurang nyampe di not sebenarnya, atau si penyanyi lupa liriknya, trus ada yang cadel, ada juga yang karakter suaranya asik, lembut, empuk-empuk gimana gitu, sampai suara-suara melengking—entah berapa oktaf—yang bikin telinga sakit. Semuanya gw telan matang-matang. Kadang-kadang, setelah penyanyinya selesai nyanyiin lagu, sempet banget discuss sama temen sebelah gw untuk sekadar mengomentari, this is the name of selfsatisfaction, *maap bray, belepotan*.

Belum lagi nih ya, kalo si singer bawain lagunya pake hati. Meeeen! Klepek-klepek banget deh pasti. Bisa bikin gw lalai dengan segala keteknisan yang terjadi saat itu. Meskipun lagu yang dinyanyiin itu adalah lagu yang mungkin menurut kita biasa aja kalo didengerin, tapi kalo dibawain sama doi, beuh! Jangan tanya bagus apa nggak deh. Cara dia nyanyi, gesturnya, dinamikanya, pokoknya smart banget dan tau harus kayak gimana bawain itu lagu. Hey, you got the point, bro! nice.

Bagi gw itu seru. Jangan lo tanya, masihkah gw ingat nama orangnya, nyanyi lagu apa, ekspresinya gimana, dan gayanya kayak apa? Beberapa dari mereka berhasil merebut hati gw, eaa. Haha. Cukup sekian dan terima tengkyu aja dari gw ya :)

***ps: hello sweetie, gw baru tau kalo elo itu anak duaributujuh. Lulus bareng gw aja yuuuk! Hahaha.. Lo tetep juara kok di hati gw, ihiiw. Btw, maklumin aja ya kalo judul postingan yang ini agak-agak dangdut gimana gitu ;p

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIJUAL SEPATU COLLETTE

Hai, kali ini saya mau jual sepatu nih: - Jenis: Sepatu Collette (*namanya tetap sepatu, karena bagian belakangnya tertutup—meskipun model bagian depannya slipper ) - Ukuran: 39 - Warna: abu-abu, merah muda - Harga: Rp160.000,- (harga asli Rp189.900,-) berikut penampakannya: Sepatu baru, belum pernah dipakai. Cocok banget buat temen-temen yang suka hangout, tapi tetep gaya. Nyaman, bahannya semi-beledu (*kata nonbakunya ‘beludru’). Kenapa mau dijual? Karena butuh tambahan uang untuk beli sepatu trekking, hahaha. Eh, tapi serius. Bakal seneng banget kalau ada yang berminat dan bantu saya menyelesaikan perkara jual-beli sepatu ini.  Info lebih lanjut, bisa hubungi saya via twitter/facebook: @idhaumamah  atau  Mursyidatul Umamah , terima kasih banyak :)

Merdeka di Gunung (Anak) Krakatau

Dirgahayu RI ke-68! Bagi saya, 17 Agustus tahun ini terasa berbeda. Akhir pekan 16—18 Agustus pun terasa panjang, biasanya kan nggak terasa, tiba-tiba udah Senin lagi. Rasanya tak berlebihan bila saya menyebut mereka keluarga baru. Entah ini keluarga baru saya yang ke berapa. Pastinya, saya nyaman bersama dan berada di dekat mereka. 25 orang pemberani yang punya nyali luar biasa; dengan karakter yang unik; juga tingkah laku yang cukup gila. Hahaha. Kami berhasil menaklukkan Gunung (Anak) Krakatau. Ya, bagi saya semuanya berhasil—meskipun ada beberapa yang lebih super lagi melanjutkan perjalanan sampai puncak. Kadar ‘berhasil’ setiap orang memang berbeda. Bagaimanapun itu, harus tetap mengucap Hamdalah. Sekadar pengetahuan, Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Kemudian, tahun 1927 lahirlah Anak Krakatau. Medan Gunung Anak Krakatau ini tidak terlalu sulit. Beberapa meter pertama kita akan menemui pohon-pohon kecil di kanan kiri jalur. Sisanya pasir putih dan bebatuan. M

RENUNGAN

Monday May 04th 2009, 10:50 pm Suatu ketika, seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, “para malaikat disini mengatakan bahwa, besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hamba hidup disana? Hamba begitu kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu,” “tapi, di surga, apa yang hamba lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi hamba untuk bahagia,” demikian kata si bayi. Tuhan pun menjawab, “malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya, dan membuatmu jadi lebih bahagia,” Si bayi pun kembali bertanya, “dan apa yang dapat hamba lakukan saat hamba ingin berbicara kepada-Mu Tuhan?” “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.” Demikian Tuhan menjawab. Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, “hamba mendengar, bahwa di bumi banyak orang jahat, lalu siapa yan