Oktober 2011 lalu, menunggu April bukan hal yang mudah. Menanti momen-momen yang selalu mendapat sela untuk dibayangkan melalui kepala. Lalu, apabila kemarin-kemarin sepertinya masih ada sisa, mungkin itu salah satu dari sia-sia.
Lidahku cukup kelu untuk menyebutnya sia-sia, tetapi rasa selalu tak sanggup dibohongi. Aku masih bersabar hingga Mei, ataukah sampai September pagi? Entahlah. Aku hanya ingin sesak ini segera pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar