9.1.12

#BestOf2011

Bismillah,

Nulis tentang ini nggak ada aturannya kan ya kalo harus di penghujung tahun atau di awal tahun? Hihi. Di penghujung tahun kemarinkalo nggak salah ingattepat dini hari tahun baru 2012, gw dapet balasan dari temen gw di twitter, yang pake tagar #bestof2011. Nah, terinspirasi dari situ, gw juga ingin looking at back untuk bahan perenungan diri sendiri.
Come on!

Januari:
Dulu pas gw terpilih menjadi Kompas (Komandan muka pas-pasan, haha, bukan! Komandan Pasukan, maksudnya), terlintas di benak gw ‘gimana jadinya ya kalo pas gw jadi Kompas, MBUI juara umum GPMB’ hal ini karena faktor z yang membuat gw kagum sama Meisa—Kompas 2005. Maklum, setelah gw mengiyakan maju sebagai kandidat calon Kompas 2010, gw langsung mencari tau bagaimana karakter Kompas dari tahun 2005—2009, beserta keadaan pasukan, dan Meisa lah yang bikin gw sangat bersemangat. Apalagi di 2009, MBUI sedang dilanda badai. Singkat cerita, Allah Maha Mendengar dan Maha Pengasih, ucapan gw waktu itu jadi doa yang mustajab. Alhamdulillah. Terlepas dari segala faktor yang serba—ada yang bilang kebetulan—di GPMB 2010, MBUI juara umum. Selain itu, gw juga mencalonkan diri menjadi kandidat calon Ketua UKM MBUI—dengan segala keribetan visi misi dan CM—tapi lagi-lagi Allah memang Maha Mengetahui mana yang terbaik bagi hamba-Nya. Rival gw lah yang saat itu memenangkan suara. Anggap saja, MBUI bukan jodoh gw, karena Allah punya jodoh lain yang lebih baik buat gw. Oh iya, dan yang tak terlupakan adalah peristiwa “pacar ketinggalan kereta” :D *khusus yang ini, nggak akan gw kasih tahu, hueueue*

Februari:
Kali pertama gw ke Bandung tanpa orangtua, setelah sekian lamanya ngidam pengin banget ke sana. Nggak tau kenapa, pengin aja ke sana. Terakhir ke Bandung, saat gw kelas 3 SD. Ya, dan alhamdulillah tercapai. Perjalanan yang cukup panjang. Dari kereta sebelumnya menuju kereta berikutnya dengan destinasi lain. Buat gw, pergi ke luar kota sendirian adalah sesuatu yang patut gw banggakan—as you know, gw nggak pernah ke mana-mana sendirian, apalagi ke luar kota, yang gw pun nggak tau, bagaimana dan seperti apa segalanya. Hmm, lalu, bulan ini pula gw terombang-ambing dengan permainan jabatan, haha. Lebih tepatnya dipermainkan sih. Yah, begitulah adanya. Hitam di atas hitam, jadi nggak terlalu keliatan mana devil dan mana evil. By the way, gw juga berpikiran untuk kembali ke Sasina—yang sudah dua tahun ini gw selingkuhin. Simpel, gw hanya ingin, gw ada di saat Sasina butuh gw. Titik.

Maret:
Gw diminta menjadi PO konser MBUI—salah satu proker yang ditawarkan rival gw saat pemilihan. Cukup untuk bikin gw migrain, dan sedihnya, obat yang kadang manjur adalah makan. Oh, meen! Nasib belum boleh kurus nih gw rasa. Then, di malam sebelum keesokan harinya Raker (Rapat Kerja) pengurus baru, Ayah gw telepon, ngabarin kalo nenek gw—yang tinggal satu-satunya, dan sangat menyayangi gw—meninggal. Mencoba tegar, tapi rupanya kolam airmata sudah luber sehingga memang sudah waktunya untuk ditumpahkan. Tangis gw pecah saat itu, yang ada di pikiran gw hanya pulang, pulang, dan pulang. Pagi itu juga gw memutuskan untuk pulang, tentunya dengan restu dari semua pengurus. Thanks guys :’)

April:
Ngerasain manggung Sasina pas ITP, wah banget. Terlepas bagus/jeleknya saat nampil, tapi ini nampol banget buat gw untuk nguji mental. Kali ini bukan untuk GPMB di lantai Istora, tapi nyanyi di panggung nan gemilang bersama Sasina *halah, haha*. Beda banget rasanya. Hmm, gw juga berusaha mengatur waktu sedemikian rupa karena sembari megang proyek juga. Sangat menantang. Namun, gw adalah tipe orang yang 3S, serius-santai-sukses. April is about April, nothing gonna miss *apa sih? Absurd!*

Mei:
Banyak kejutan. Di pertengahan bulan, gw dipertemukan dengan orang-orang yang sangat unik, care banget sampai sekarang, bahkan udah gw anggap seperti keluarga gw sendiri—yaa, meskipun kadang jurus PDKT gw agak keterlaluan supelnya. Sampai-sampai kalo gw berada di ‘kawasan’ mereka, gw udah sok akrab aja, padahal yang gw kenal satu/dua orang. Sejak itu, terselip kisah kasih yang mulai terangkai pelan-pelan. Usut punya usut, dari mulai peliknya komunikasi antara gw dan si A, lalu malah nyambungnya ke B, bahkan sampai gw dan si B jadi sangat akrab. Ya, begitulah hidup, nggak bisa ditebak, apalagi ditembak *aiiih, itu mah lo yang mau*. Ada satu yang masih terngiang saat gw ulang tahun, si A bilang: “Selamat hari…*sensored—nanti orangnya baca, gawat*…”—bikin ketawa geli senyum-senyum gila ala banci ini mah.

Juni:
Kejutan seminggu setelah ulang tahun gw: sepasang kekasih datang tak diundang, pulang bawa parang. Hahaha. Thank you so much for the surprise :’) terharu banget. Kenapa? Karena, jujur sejujur-jujurnya jujur yang paling jujur à gw mengharapkan surprise yang amazing-wonderfull di malam ulang tahun gw, apa kek, pada dateng ke kosan bawa kue, atau gw dikerjain di UPS Sala*, huahhaaha.

Juli:
Mulai keliatan ribetnya prepare buat Parade Senja. Pengurus memang luar biasa, padahal mereka manusia biasa. Di akhir bulan—sebelum bulan Ramadhan datang—gw berjanji untuk bertemu seseorang di Kota Kembang. Terjadi begitu saja memang, tapi cukup unforgettable moment lah bagi gw *soalnya malam Minggu masih nongkrong di area kampus*. Pertemuan yang tak terduga. Gw datang untuk ngasih surprise ke A, tapi yang welcome justru si B. Nyaah, bagus banget ini. Semua terjadi tanpa rencana.

Agustus:
Berhubung akhir Juli sampai awal Agustus gw habiskan di sana, jadi yaa puasa pertama gw jalani di sana juga. And then, gw mulai ‘playing’ with him. Lupa, siapa yang memulai dengan game wake-up itu. Thanks for the holy games every second *ea, mulai lebay* you gave me many colours in this month.

September:
                Di September gw ngapain aja ya? Lupa. Sungguh deh ini. Lucu ya?! Hmm, oh iya, puasa dan Idulfitri ya? Gw inget!! Selama Ramadhan tahun 2011, gw dikasih anugerah mood booster. Anything that happened to me, I always talked to him. Terima kasih OA—inisial lo gw samarkan ya! Hahaha. 

Oktober:
Pernah terlintas mau cuti kuliah, biar gw bisa total di proyek gw. But, the way i walk didn’t match for me.. and next, yang tak terduga sama sekali adalah saat FIB dinobatkan Juara 1 Vokal Grup UI Fest 2011. Huaaa, it means, my group. There are: Esthi, Nina, Gw, Ucup, dan Jo, tak lupa sang manajer tercintrong Lucky. I really miss those moment, guys. So, i had both of side in this month: better and not too much better. Tenang, dunia nggak kiamat kok diputusin pacar.

November:
Belajar untuk ‘move on’, legowo, dan ikhlas. Menemukan rasa kehidupan yang baru di planet berbeda. Banyak adaptasi, tapi all iz well, bersyukur karena punya banyak orang yang selalu ada di saat lagi butuh. Thanks so much: JA, FN, CA, dan, IKSI tentunya.

Desember:
Di bulan ini, gw mulai aktif nulis di blog, apa pun, yang menurut gw perlu gw tulis. Bukan yang perlu dibaca oleh orang lain. Dibaca syukur, nggak dibaca pun tetep alhamdulillah. Menulis itu buat gw adalah salah satu obat migrain—di saat pa*adol, as*irin, bo*rex, oskad*n belum terlalu Oye! Jadi penonton GPMB, ini waw banget, apalagi ditemani ehm ehm. Hahaha. Puas banget karena sempet ketemu sama si itu juga, akhirnya.. setelah dua tahun menunggu momen bertemu. Kopdar itu bikin deg-degan. Serius! Kemudian, next berikutnya adalah perkara nonton live grandfinal StandUpComedy di TMII sampai pagi, foto bareng Ryan-Ernest-Daned-Asep-Pandji, semuanya ini anugerah banget. Satu lagi, nonton live off air StandUpNiteBDG4 di Saung Udjo, sangat puas banget sekali. What an unforgettable month :’)

Finally, I have something new life in this year. Thank You Allah.

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...