24.12.11

Jalur Istora, Betapa Cintanya!

Bismillah,

Kali ini gw akan sedikit berbagi. Berbagi apa pun. Pengalaman hidup, asrama, eh, asmara, cinta, rindu, suka, duka, benci, dendam nyi pelet, misteri gunung merapi, tutur tinular versi 2011, hingga noktah merah perkawinan *Eaa, ketauan banget orang zaman dahulu kala*
Berhubung tiga hari yang lalu gw bolak-balik, mondar-mandir Istora Senayan, muter-muter sampai berasa fly in the sky, gw akan berbagi tentang jalur yang sepatutnya dilewati/yang layak dilalui/wajar/galib, khusus gw persembahkan untuk orang-orang yang jarang ke Istora atau yang udah pernah ke sana beberapa abad yang lalu, kemudian mengidap penyakit lupa di abad ini. Yuk Mari! Hmm, daaaaan inilah beberapa alternatipnya: **jeng..jeng..jeng..jeeeeeng! dudungcacas desss!*

Pertama adalah by train, ini buat orang-orang yang mabokan, dan belum bisa menghalau mual di bus:
# Naik dari Stasiun UI (kereta tujuan Jakarta Kota)-turun di Stasiun Cayang, eh, Cawang-lanjut TransJakarta arah Semanggi-turun di shelter Semanggi-lanjut TransJakarta, turun di shelter GBK-nyebrang jembatan penyebrangan, done!
# Naik dari Stasiun Pocin-turun di Stasiun Cawang-lanjut Taxi sampai mampus, hahaha. Ini worst case nya kalo lo sendirian, semua ponsel mati, nggak berani tanya orang sekitar, dan kebetulan dianugerahi uang berlimpah untuk membayar Taxi.
# Naik dari Stasiun UI/Pocin (pondok cinta)-turun di Stasiun Manggarai-jalan dikit ke Pasar Manggarai-lanjut naik Kopaja 66 jurusan Arkeologi, bukan! Arah Blok-M, jangan sampai keliru ya, karena ada dua macam yang bernomor bus sama-turun depan GBK/Senayan-tinggal nyebrang deh *jangan lupa gandengan ya :)
# Naik dari Stasiun UI/Pocin-turun di Stasiun Jakarta Kota-lanjut TransJakarta arah Senayan-turun, lalu nyebrang ke hati lain #Eh?! 

Kedua, naik motor:
# Opsi 1: hubungi teman yang bermotor, adakah yang mau ke sana? Kapan, pukul berapa? Bareng yuk! Ketemu di mana nih kita? DONE!
# Opsi 2: itu tadi opsi pertama adalah teruntuk manusia-manusia yang belum bisa mengendarai motor, oke? Selamat! Nah, opsi kedua ini sih ya harusnya buat orang-orang yang bisa mengendarai motor. Namun, berdasarkan banyak pertimbangan yang ditimbang, keputusan yang harus diputuskan, dan pengalaman pribadi yang belum pernah saya alami, kali ini saya belum bisa membantu, maaf.. *balik badan, kemudian berjalan dengan langkah gontai menuju rel kereta api untuk bunuh diri*

Cukup ya, barangkali ada ceman-ceman yang ingin menambahkan informasi atau mengurangi, bahkan menghilangkan informasi di atas, sila menuju kukel, agar saya masukkan anda ke kandang sapi dekat kosan Galih mentek. Wuahaha. Buat yang nggak tau, maap maap aja nih. Buat yang tau, tapi merasa nggak lucu sama sekali, ya nggak usah maksa ketawa juga. Jangan sok asik. Akika lokal becandanya. Mau sewot? Silakan! GUE NGGAK MASALAH! GUE NYANTAI KOK! *tapi capslocknya kepencet kayaknya tadi deh*

Tidak ada komentar:

Cerita Papandayan (7): Selamat Datang, Pondok Seladah!

Hai guys, ketemu lagi dengan gw di acara “Mengulas Papandayan” ( maklum, anaknya suka mimpi jadi pembawa acara kondang soalnya ) Nah, d...