Gelaran Java Jazz Festival 2014
pada 28 Februari—2 Maret lalu cukup memanjakan telinga para pengunjung.
Bagaimana tidak, suguhan berjam-jam oleh beberapa musisi seperti Jamie Cullum,
Allen Stone, Robert Glasper, hingga Natalie Cole dan India Arie tak dimungkiri
membawa kesan tersendiri. Mulai dari R&B, rock, neo-soul, folk, sampai pop
jazz tersedia di sana. Bahkan, penonton rela mengantre sejam sebelumnya di
depan hall demi melihat penampilan
musisi idolanya secara langsung.
Meski musisi-musisi luar negeri memang
sudah langganan menjadi incaran, penampilan musisi lokal pun tak kalah membius
riuh penonton. Sebut saja Sketsa (Sketsakustik) feat. Tohpati yang berhasil
menggiring sebagian besar pengunjung untuk ngejam
bareng mereka di Java Jazz Stage.
Sketsa, besutan dua gitaris muda
Gerald Hiras Situmorang dan Dimas Wibisana—salah satu personel Pretty
Lotion—kini tampil dengan formasi alat musik lengkapnya: akordeon, biola, clarinet,
perkusi, bass, juga drum. Percampuran nuansa jazz, country, juga folk, membuat
penampilan mereka tahun ini lebih akustik dibanding penampilan-penampilan
mereka di panggung Java Jazz sebelumnya. Petikan gitar nylon Gerald dan string
Dimas terasa manis pada lagu Up &
Down. Selain itu, permainan biola Dika Chasmala juga menambah kesan
atraktif di lagu ini. Grup musik akustik yang satu ini memang unik.
Lirik-liriknya sanggup mereka sampaikan dengan baik meskipun tanpa seorang
vokalis.
Sketsa
menjadi tak biasa karena Tohpati—musisi jazz ternama Indonesia—menjadi produser
album kedua mereka, bertajuk Different
Seasons. Penampilan mereka malam itu ditutup dengan kehadiran sang produser
di Java Jazz Stage yang ikut terlibat dalam lagu Anak Bungsu. Tajuk Different
Seasons dipilih karena alur album yang berjalan naik turun layaknya musim
kehidupan yang silih berganti antara suka dan duka. "Namun pada
akhirnya, kita menginginkan yang terbaik untuk diri kita sendiri," ujar
Gerald.